Monday, April 28, 2014

tulisan 2

Cerpen: Sutirah Ingin Sekolah Awantenggara Diangkat dari sebuah kisah nyata. ; “di negri ini, kalau kau tidak punya uang, maka kau tidak boleh menjadi pandai!” 3 Maret 1994, hari itu Intan tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-11 di rumahnya yang megah, semua teman sekolahnya hadir pada acara itu, demikian pula saudara-saudara dekatnya. pesta malam itu sungguhlah meriah, wajar, Intan adalah anak orang kaya, ayahnya punya banyak perusahaan yang tersebar di mana-mana. "Setelah tiup lilin, sekarang potong kuenya, sayang. beri potongan pertamanya pada orang yang paling Intan sayangi." kata Ibunya yang sejak acara itu dimulai sudah duduk di sampingnya. "Baiklah, Bunda." Intan menuruti perkataan ibunya dengan senyum manis khas miliknya. sebelum memotong, Intan melihat ke arah ibu, ayah dan kakeknya, kemudian ke teman-temannya. gadis itu berhenti sejenak sebelum benar-benar memotong kuenya. Seperti ada sesuatu yang sedang ia tunggu. "Assalamualaikum." tiba-tiba seorang gadis kecil masuk ke ruangan pesta itu, dialah Sutirah, sahabat dekat Intan di sekolah. Ia menggenggam sebuah kado yang ia bungkus mirip seperti sebuah permen di tangannya, dua buah buku tulis, itulah isinya. ketika melihatnya, Intan tersenyum bahagia, seperti menemukan sesuatu yang tadi ia cari. dan iapun melanjutkan memotong kue ulang tahunnya. "Baiklah, siapa ya yang akan mendapat potongan kue pertama dariku ini.." kata Intan menggoda, lagi-lagi ia menatap pelan-pelan ibu, ayah, kakek dan teman-temannya. "Maafkan intan bila hal ini tidak berkenan di hati, tapi Intan ingin memberikan kue pertama ini pada sahabat baik Intan, Sutirah."

No comments:

Post a Comment