121. KEPEMIMPINAN OTORITER
Kepemimpinan Otoriter/Otokratik
Kata otokratik dapat diartikan sebagai tindakan
menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala,
atau rasa “aku” yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan. Ketika
perilaku atau sikap itu ditampilkan oleh pimpinan, lahirlah yang disebut dengan
kepemimpinan otokratik atau kepemimpinan otoriter. Kepemimpinan otokratik
bertolak dari anggapan bahwa pimpinanlah yang memiliki tanggung jawab poenuh
terhadap organisasi. Pemimpin otokratik berasumsi bahwa maju-mundurnya
organisasi hanya tergantung kepada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh,
belajar kelas, tertib, dan tidak boleh dibantah. Sikapnya senantiasa mau menang
sendiri, tertutup terhadap ide dari luar, dan hanya idenya yang dianggap
akurat. Pimpinan otokratik memiliki ciri antara lain:
- Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan.
- Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
- Bekerja keras, disiplin tinggi dan tidak kenal lelah.
- Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawaran saja.
- Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan.
- Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
- Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.
Kelebihan tipe kepemimpinan otoriter:
- Seorang pemimpin otoriter biasanya bersifat pekerja keras dan memiliki disiplin tinggi.
- Penentuan keputusan lebih cepat karena tidak menggunakan musyawarah atau diskusi.
Kekurangan tipe kepemimpinan otoriter:
- Bawahan tidak memiliki kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau ide-ide baru.
- Kurangnya komunikasi antara pimpinan dan bawahan.
- Bawahan kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
No comments:
Post a Comment